Posted on 6 Oktober 2009
Rangkaian gempa Tasik, Padang , Jambi dan Bengkulu kalau kita perhatikan waktunya , ternyata sudah digambarkan 14 abad yang lalu di Al Quran.
Silahkan cek dan perhatikan :
1. Gempa yang terjadi Di tasik, Kejadian jam 15:04 WIB,
Qs: 15: 04 : Dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeripun, melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah ditetapkan.
2. Gempa di padang, jam 17:16 WIB
Qs:17:16 : Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.
3. Gempa susulan di padang + Bengkulu jam 17:58 Wib
QS:17:58 Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).
4. Esok harinya ada gempa kembali di Jambi, kerinci jam 8:52 WIB
QS 8:52. (keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi amat keras siksaan-Nya
Demikianlah..kejadian demi kejadian..Mari kita bermuhasabah dengan kejadian ini.( sumber : forum arrahmah )
Kebetulankah..????
Gempa di Sumatera Barat berkekuatan 7,6 SR yang terjadi pada 30 September 2009 yang lalu telah meluluh lantahkan kota padang dan sekitarnya, bahkan kedasyatannya terasa hingga ke daerah lain, seperti Pekanbaru, Bengkulu, Jambi, dll.
Para ahli geologi mangatakan bahwa penyebab gempa tersebut akibat terjadinya bertemunya 2 lempeng di perut bumi, yang sesungguhnya sudah dapat diprediksi akan terjadi namun tidak dapat diprediksi kapan waktunya terjadi.
Tentu bagi kita orang yang beriman, kejadian itu (gempa, red) bisa jadi peringatan (keras) dari Allah subhanahu wata’ala, bisa jadi hal itu sebagai ujian bagi orang yang beriman atau bahkan bisa jadi hal itu sebagai hukuman (azab) dari NYA. Tentu tidak satu orangpun yang tahu rahasia Allah, kita hanya bisa berasumsi saja dan berprasangka baik bahwa sesungguhnya Allah memiliki scenario terbaik bagi umat manusia yang beriman (khususnya).
Namun sebagai orang yang berpikir, tentu kita (boleh) membuat perkiraan, memikirkan apa yang sebenarnya terjadi, kenapa terjadi pada waktu itu, tgl 30-9-2009 tepat pukul 17.16 WIB dan lalu berulang pada pukul 17.58WIB. Semoga tidak berlebihan jika kita menghubung-hubungka n kejadian tsb dengan apa yang sudah dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an.
Tanggal 30-9, mungkinkah itu bersesuaian dengan Surat 30 ayat 9 :
Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebihkuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.
Sekali lagi, jika kita kaitkan angka jam 17 dengan Surat ke 17 Al-Qur’an, dan menit ke 16 serta ke 58 dari surat ke 17 tsb, maka bisa jadi Allah memberi peringatan kepada kita semua.
Mari kita perhatikan surat 17 ayat 16, berikut :
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.
Dan mari kita perhatikan ayat ke 58 berikut :
Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya) , melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).
Lalu apakah semua itu hanya kebetulan ?
Apakah ini hanya lah “kesamaan angka” yang dihubung-hubungkan, wallahu’alam, hanya Allah yang Maha Tahu dan Maha Mengerti. Kita hanya bisa ber”andai”, jika saja benar angka 17.16 dan 17.58 itu sebagai “signal” dari Allah sesuai dengan surat ke-17 tsb, tentu kita harus memperbanyak istifagh, segera bertaubat, dan mengajak semua saudara kita (muslim) dimanapun untuk melakukan hal yang sama.
Anggap saja benar “perandaian” itu, maka sesungguhnya Allah telah member peringatan keras kepada kita. (diolah dari berbagai sumber)
Walaupun ada keragaman dalam pemberitaan waktu terjadinya gempa tetapi bacalah Bagaimana Luar Biasanya Al Quran Menggambarkan Gempa
Tanggapan MUI
Jangan Paksakan Bencana Dengan Ayat Qur’an
Ketua Komisi Fatwa MUI Sumbar H Gusrizal Gazahar Lc menegaskan, umat jangan memaksakan kejadian yang terjadi di muka bumi Allah, dengan penomoran ayat dalam al Quran.
“Makna ayat dalam al Quran, sudah tentu benar. Akan tetapi, menghubungkan penomoran al Quran dengan peristiwa yang telah terjadi, merupakan sikap mengada-ada. Jika dibiarkan berlarut, akan berkembang ke hal yang tak baik dan bisa jatuh pada perbuatan yang dilarang oleh Allah. Jangan dipaksakan seperti itu,” ungkap Gusrizal.
Gusrizal dimintai tanggapannya, seputar banyaknya beredar pesan singkat (SMS) melalui telepon seluler yang isinya, mengait-ngaitkan waktu kejadian gempa Rabu (30/9) di Sumbar dan Kamis (1/10) di Jambi, dengan apa-apa yang telah dijelaskan Allah dalam al Quran.
“Tak bisa dipaksakan pemahaman antara waktu kejadian gempa, dengan penomoran surat dalam al Quran. Sebab, di masing-masing daerah, penomoran surat ini tak sama,” tegas Guzrizal
Gempa dengan kekuatan 7,9 SR di Sumbar, kejadiannya disebutkan sekitar pukul 17.16. Gempa susulannya terjadi pada pukul 17.58. Keesokan harinya, 1 Oktober, gempa berkekuatan 7 Skala Richter kembali menggoyang Jambi dan sekitarnya sekitar pukul 08.52.
“Penentuan waktu kejadian ini, apakah telah sama untuk semua lembaga. Kemudian, apa yang menjadi titik acuannya,” tegas Gusrizal
Jika kita simak waktu gempa ini, dia akan menuntun kita pada QS. Al Israa’ (17) ayat 16. Dalam ayat ini dijelaskan, “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”
Kemudian, gempa susulan 17.58 bisa dikaitkan dengan QS. Al Israa’ ayat 58 yang artinya “Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).”
Selanjutnya, gempa susulan di Jambi pada 8.52 yang bisa dirujuk dengan QS. Al Anfaal: 52 yang maknanya; “(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.”
Fakta ini, menurut Gusrizal, tak bisa dikaitkan semudah itu saja. Sebab, musibah-musibah yang dialami boleh jadi merupakan Ujian bagi keimanan dan kesabaran seseorang karena ini merupakan keniscayaan dalam hidup (QS Al-Ankabut: 2-3). Selain itu, boleh jadi juga bencana sebagai cara yang ditempuh Allah guna pengampunan dosa (QS Al Imran 140-141).
Bagi umat yang awam, sebut Gusrizal, tak dituntut untuk bisa memahami al Quran sendiri. Sebab, penjelasan al Quran itu dijelaskan oleh al Quran itu sendiri, melalui sunnah dan pemahaman melalui ulama. “Khusus bagi umat yang awam, silahkan bertanya ke ulama, jangan ditelan mentah-mentah apa yang beredar,” harapnya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar